Investasi

Yuk Kenali Perilaku Bias Yang Sering Dimiliki Investor!

image:jeshoots.com

Tahukah kamu, sebenarnya ada banyak faktor yang melatarbelakangi pengambilan keputusan seorang investor? Dan ternyata, salah satu faktor utamanya adalah faktor psikologis. Sayangnya, sebagian besar investor kurang menyadari betapa pentingnya memahami psikologis diri sendiri yang dapat berimbas pada buruknya pengambilan keputusan investasi. Padahal, dengan memperhatikan dan mempelajari psikologi diri dapat mempermudah mengetahui kesalahan dalam pengambilan keputusan dan tentunya akan menghindarkan investor dari keputusan yang buruk dan tidak bijaksana. 

Apa itu perilaku bias ? 

Banyak studi penelitian tentang perilaku bias (behavioural bias)  yang menunjukkan bahwa faktor psikologis investor mempengaruhi keputusan investasi mereka. Studi ini menyatakan bahwa investor tidak selalu rasional dalam keputusan investasi mereka. Untuk mempelajari tentang perilaku tidak rasional, investor dapat menganalisis temuan akademis tentang perilaku bias. Bias dapat diartikan sebagai penyimpangan dari proses pengambilan keputusan yang tepat dan optimal. Di dunia nyata, rasionalitas sulit didefinisikan karena perilaku manusia tidak dapat diprediksi, dan perilaku bias menyebabkan inefisiensi serta kebingungan pasar. Memahami perilaku investor sama pentingnya dengan memahami atau meneliti instrumen investasi seperti menganalisis laporan keuangan emiten dan kondisi pasar. Untuk itu, penting bagi investor untuk mengetahui jenis perilaku bias yang dapat mempengaruhi keputusan investasi. Yuk kita bahas satu-satu : 

1. Overconfidence Bias 

Bias ini memiliki dampak terbesar pada penilaian investor ketika membuat keputusan investasi. Investor yang memiliki bias ini akan cenderung melebih-lebihkan kekuatan, pencapaian terdahulu, dan kemungkinan akurasi pengetahuan mereka. Setelah mengabaikan ketidakakuratan informasi karena terlalu percaya diri, mereka akan membuat keputusan investasi yang tidak rasional. Oleh karena itu, kemampuan, keberhasilan, dan probabilitas keakuratan informasi akan dipercayai terlalu tinggi oleh investor yang terlalu percaya diri. Overconfidence bias akan mempengaruhi keputusan investasi khususnya yang berkaitan dengan volatilitas dan volume transaksi.

2. Herding Bias

Bias kedua yang paling berpengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi adalah Herding Bias. Individu yang memiliki bias ini akan bergantung pada apa yang dikatakan broker, berita, dan media sosial. Misalnya, individu yang mengikuti akun Instagram suatu influencer investasi akan cenderung memiliki ketertarikan irasional terhadap saham yang dibicarakan oleh influencer tersebut. Investor harus tahu bahwa postingan tersebut hanya berdasarkan pengalaman dan opini pribadi yang tidak selalu berisi fakta yang terjadi di pasar. Oleh karena itu, investor harus melakukan penelitian lebih lanjut untuk menganalisis apakah informasi tersebut akurat atau tidak berdasarkan sudut pandang yang tidak memihak dan lebih objektif, dan membandingkannya dengan kenyataan di pasar. Tetapi, individu dengan herding bias akan segera mempercayai apa yang dikatakan media dan membuat keputusan yang tidak rasional terhadapnya. Mereka sangat mengandalkan temuan mereka di media sosial daripada analisis kuantitatif untuk membuat keputusan investasi yang akan berujung pada pengambilan keputusan investasi yang tidak bijak. Apalagi, saat ini banyak sekali bermunculan influencer saham di media sosial yang memiliki target audience generasi milenial. Dimana, generasi milenial merupakan penggerak pasar saham saat ini.

3. Availability Bias

Perilaku investor dipengaruhi oleh kemampuan mental atau psikologis mereka dalam memproses informasi lengkap yang tersedia bagi mereka. Preferensi mereka dalam memilih berbagai keputusan investasi bergantung pada keyakinan mereka sebelumnya, pengalaman masa lalu, dan tren pasar. Investor cenderung lebih mementingkan informasi terbaru yang langsung tersedia daripada informasi di masa lalu. Investor yang memiliki bias ini akan fokus pada perspektif jangka pendek dan kehilangan gambaran jangka panjang. Investor membuat gambaran pasar menggunakan contoh yang paling mudah mereka ingat. Mereka lebih suka informasi yang salah daripada tidak ada informasi sama sekali. Karena mempengaruhi cara investor memproses informasi yang kompleks, bias semacam ini dapat menghambat pemikiran kritis, dan sebagai akibatnya, validitas keputusan mereka. Misalnya, jika mereka secara pribadi mengetahui beberapa saham dan semuanya berhasil meningkat, mereka cenderung melebih-lebihkan persentase peningkatan saham yang berhasil, bahkan jika mereka telah membaca statistik masa lalu yang bertentangan. Dengan demikian, mereka bersedia menanggung lebih banyak risiko setelah mendapatkan keuntungan. Ketika individu memiliki availability bias, mereka akan mengabaikan sisa informasi yang mungkin berguna dan lebih relevan dengan pengambilan keputusan investasi. Pada akhirnya mereka akan membuat keputusan investasi irasional lainnya.

4. Self-attribution Bias 

Bias jenis ini dapat mengarahkan investor untuk menghubungkan kinerja pasar saham dengan kemampuan mereka. Self-attribution bias menyebabkan investor menganggap hasil positif (gain) untuk keputusan mereka sendiri sementara menghubungkan hasil negatif (loss) dengan faktor eksternal. Bias ini menyebabkan investor menjadi terlalu percaya diri, yang dapat menyebabkan overtrading dan underperformance. Mereka bereaksi berlebihan terhadap sinyal informasi pribadi dan kurang bereaksi terhadap sinyal informasi publik. 

Menurut Eugene Fama, seorang profesor dari University of Chicago, menyarankan bahwa memahami perilaku investor dapat membantu menjelaskan anomali pasar saham. Oleh karena itu, memahami perilaku investor sama pentingnya dengan memahami atau meneliti instrumen investasi dan menganalisis kondisi pasar. Karena jika individu mengetahui apa itu bias perilaku dalam dirinya, maka individu tersebut akan lebih mempertimbangkan dan mengetahui pengambilan keputusan investasi yang tepat. Dengan demikian, dapat mencegah investor membuat keputusan investasi yang tidak rasional dan tidak bijak. Hal ini tentunya akan mencegah kerugian dari investasi dan mendapatkan keuntungan sebagai gantinya

Itulah beberapa perilaku bias yang dapat mempengaruhi keputusan investasi. Semoga sobat Fina bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan dalam berinvestasi ya!

Referensi :

Boda, Jhansi Rani. (2018). INVESTOR’S PSYCHOLOGY IN INVESTMENT DECISION MAKING: A BEHAVIORAL FINANCE APPROACH. International Journal of Pure and Applied Mathematics. 119.

Kumar, S., & Goyal, N. (2016). Evidence on rationality and behavioural biases in investment decision making. Qualitative Research in Financial Markets, 8(4), 270–287. https://doi.org/10.1108/qrfm-05-2016-0016

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *