FinaConsult,  FinaTalk,  LifeStyle

Tips: Belajar Mengelola Uang dari THR untuk Anak

“Sini uangnya mama simpan dulu, buat sekolah kamu nanti”

“THR nya nanti buat jajan kamu ya”

Penting sekali bagi orangtua untuk bisa mendidik anak dalam hal mengelola keuangan nya, berapapun jumlah THR yang didapatkannya. Karena apabila diserahkan begitu saja kepada anak, bisa jadi tidak dimanfaatkan untuk hal yang baik dan hanya konsumtif belaka. Misalnya untuk membeli mainan atau jajan yang tidak sehat.

Maka THR bisa jadi media untuk belajar keuangan sejak dini.

Ungkapan seperti di awal artikel ini, belum tentu diniatkan negatif oleh orangtuanya. Misalnya digunakan untuk konsumsi pribadi seperti untuk membeli alat rias, cicilan utang mobil, modal berinvestasi dan lain-lain. Ada juga orangtua yang memang hanya ingin menyimpan THR anaknya di tabungan atau instrumen investasi untuk keperluan anaknya di masa depan.

Nah berikut ini beberapa cara yang bisa digunakan untuk mengajarkan anak terkait pengelolaan keuangan:

  • Ajarkan anak untuk memiliki tujuan keuangan, misalnya anak ingin membeli sepeda. Anak dapat diberi tahu bahwa THR yang diperoleh misalnya Rp 500.000, sementara harga sepeda yang diinginkan nya adalah Rp 750.000. Maka terdapat selisih kekurangan sebesar Rp 250.000. Dengan begitu anak akan sadar bahwa uangnya saat ini tidak cukup dan mencari cara untuk memenuhi keinginannya.
  • Menyadari akan kekurangan tersebut, maka ketika si anak mendapatkan uang di lain waktu, orangtua dapat mengajarkan tentang berhemat dan menggunakan uangnya dengan bijak. Orangtua dapat memberikan opsi uangnya mau digunakan untuk jajan atau ditabung agar dapat membeli sepeda. Ketika anak diajak berkomunikasi, maka ia akan sadar atas konsekuensi yang diambil.
  • Anak juga dapat diajarkan untuk menyimpan uang yang berhasil dikumpulkan pada media tertentu. Bisa melalui celengan di rumah, tabungan di rekening bank, ataupun melalui aset investasi dengan minim risiko seperti reksa dana pasar uang. Tentunya media untuk menyimpan akan sangat menyesuaikan dengan umur anak.
  • Pengalaman anak ketika memasukkan uang ke dalam celengan, mengurus membuka rekening di bank ataupun dalam membeli aset investasi juga dapat dijadikan pengalaman yang berharga untuk anak. Disisi lain juga dapat meningkatkan bonding dengan orangtuanya.
  • Jika anak sudah dewasa, memiliki keinginan sendiri atau mungkin sudah memiliki penghasilan sendiri, maka orangtua bisa mengajarkan tentang makna akan kebutuhan. Bisa jadi yang diinginkan oleh si anak belum tentu menjadi kebutuhannya di masa depan. Misalnya jika seorang anak laki-laki sudah menabung sekian tahun untuk membeli motor besar yang diinginkannya, maka ia bisa diberi nasehat untuk hanya membeli motor second dan dana sisanya dapat dibelikan laptop untuk bekerja atau mungkin DP rumah. Artinya anak tersebut memiliki tujuan keuangan yang lebih bermanfaat dan jangka panjang alih-alih hanya membeli motor yang bisa saja suatu saat bosan dan harganya akan turun terus.
  • Kondisi lain yang umumnya terjadi dalam pengelolaan THR adalah orangtua yang menggunakan THR anak untuk kepentingan/ keperluan mendesak. Maka langkah yang paling bijak adalah orangtua mengkomunikasikan kepada anak bahwa THR nya akan dipinjam untuk sementara waktu dan akan dikembalikan. Dengan ini anak akan belajar tentang hak dan kewajiban dalam mengelola uang. Uang yang dipinjam harus dikembalikan.

Ketika anak masih kecil/ bayi dan sudah mendapatkan THR dari sanak saudara, tentu cara-cara diatas tidak bisa sepenuhnya bisa diterapkan. Pengelolaan keuangan pun akan sepenuhnya dikelola oleh orangtua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *