FinaNews,  Keuangan,  LifeStyle

LUNA, Cukup Sudah Ceritamu

Kripto selalu menjadi bahasan yang menarik untuk dibahas saat ini. Mengutip berita dari BBC News, investor kripto di Indonesia sudah menyentuh angka 12,4 juta pada Februari lalu. Padahal akhir tahun lalu jumlahnya hanya 9 juta. Bahkan jumlah ini sudah melebihi investor pasar modal yang jumlahnya hanya 7.47 juta pada tahun 2021. Itupun investor pasar modal tersebut sudah bertumbuh sebesar 92% dari tahun 2020.

Sebagian besar pertumbuhan investor kripto tersebut disumbang oleh generasi milenial dan generasi Z yang mencari alternatif investasi selain saham. Hal ini cukup mengejutkan dimana tingkat literasi keuangan di Indonesia yang masih rendah namun akses terhadap kripto sudah sangat mudah. Kemudahan untuk berinvestasi kripto, tidak adanya larangan oleh pemerintah (hanya diakui sebagai komoditas), dan juga “rasa takut” tidak memiliki kripto di lingkaran pertemanan tertentu membuat masyarakat Indonesia semakin menggemari kripto.

Beberapa hal negatif yang perlu diketahui dari aset kripto saat ini adalah:

  • Tidak ada sektor riil atau aset riil yang berputar sebagai underlying bisnisnya. Artinya harga yang terbentuk bukan karena sesuatu yang memiliki nilai. Beda halnya dengan saham dimana ada perusahaan yang bergerak di belakangnya.
  • Akibat tidak ada underlying tersebut, maka kripto memiliki ketidakpastian akan masa depannya. Tidak ada aset kripto yang benar-benar transparan seperti layaknya laporan keuangan pada perusahaan terbuka yang melantai di bursa efek.
  • Ketidakpastian tersebut membuat harga kripto sangat fluktuatif. Harga kripto terbentuk dari mekanisme jual beli. Ketika peminat belinya tinggi, maka harganya akan tinggi. Dan sebaliknya jika banyak yang melakukan aksi jual, maka harga kripto tersebut akan turun.

Minimnya pemahaman akan keuangan dan investasi membuat orang begitu mudah terjebak pada kripto. Sudah banyak orang yang merugi dengan yang nominal yang tidak sedikit. Disisi lain sulit untuk memberitahu kepada orang yang suka berspekulasi akan berbahayanya kripto.

Di dalam Islam sendiri sudah dijelaskan bahwa dianjurkan untuk berinvestasi pada sektor riil. Selain memiliki keuntungan dan risiko yang jelas dan dapat diukur, berinvestasi pada sektor riil dapat memberikan dampak yang nyata juga bagi masyarakat. Misalnya mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha.

Selain berinvestasi langsung pada masyarakat melalui modal usaha, alternatif investasi lain seperti reksa dana dan P2P Lending juga bisa dijadikan pilihan. Reksa dana memberikan kemudahan dengan pengelolaannya yang diserahkan kepada manajer investasi yang sudah diberikan izin oleh OJK. P2P Lending juga memberikan keuntungan imbal hasil yang baik per tahunnya dan membantu masyarakat untuk pengembangan usahanya.

Sumber:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *