Hidup Irit Bukan Pelit
Masih ada yang salah sangka kalau hidup irit itu selalu pelit. Sebenarnya tidak juga dan bisa jadi tidak ada korelasinya. Hidup irit artinya kita lebih bisa menahan diri untuk tidak berlebihan dalam membelanjakan sesuatu dengan membuat skala prioritas sehingga bisa menabung lebih banyak atau istilah kerennya Frugal Living.
Misalnya nih Sobat Fina menghadapi pilihan kemeja A dengan harga Rp250.000 dan kemeja B dengan harga Rp500.000. Kalau dari sisi harga tentu kita lebih memilih kemeja A karena lebih murah. Tapi kita perlu gali lebih dalam lagi dari sisi kualitasnya. Jika ternyata kemeja B yang lebih mahal lebih berkualitas (lebih tahan lama digunakan), maka ada baiknya kita memilih kemeja B. Kemeja A yang lebih murah bisa jadi tidak berkualitas dalam artian hanya bisa digunakan dalam jangka waktu singkat.
Selain memperhatikan kualitas, Frugal Living juga erat kaitannya dengan kebutuhan yang prioritas. Simpelnya, kebutuhan adalah sesuatu yang apabila tidak kita penuhi maka kita tidak bisa hidup. Maka dari itu, kebutuhan betul-betul sesuatu yang sangat mendasar.
Apakah membeli kopi suatu kebutuhan? Jawabannya tergantung.
Karena banyak alternatif lain yang lebih menyehatkan atau bahkan tidak perlu. Jika sarapan pagi kita cukup secara kuantitas dan kualitas, tentu makan siang tidak perlu membeli kopi. Kalau memang harus membeli kopi karena diajak teman untuk nongkrong, pastinya orang dengan gaya hidup frugal living akan membeli dengan discount atau voucher sehingga dapat membayar dengan lebih murah.
Berikut ini beberapa tips yang Sobat Fina terapkan untuk frugal living:
- Makan sebelum berbelanja.
Mengutip dari artikel manulife.co.id, orang dengan kondisi lapar cenderung akan mudah berbelanja secara impulsif (kbbi: cepat bertindak berdasarkan kata hati). Jadi sebelum berbelanja atau sekedar jalan-jalan, ada baiknya Sobat Fina makan terlebih dahulu.
- Cermat dalam memilih harga.
Contohnya adalah: lebih memilih paket keluarga untuk internetan karena biasanya lebih murah dan bisa digunakan oleh banyak orang. Atau bisa juga membandingkan harga di beberapa online store ketika berbelanja sesuatu. Singkatnya, orang frugal living akan mengupayakan agar biaya yang dikeluarkan Rp0 atau se-murah mungkin.
- Kualitas dibandingkan kuantitas.
Ada kalanya, ketika Sobat Fina memilih gaya hidup frugal living, maka lebih memilih barang bekas dibandingkan dengan membeli baru. Karena tidak jarang barang bekas juga masih bisa digunakan dalam jangka waktu lama dan tentunya dengan harga miring.
- Buat tujuan keuangan
Percaya lah, jika Sobat Fina mempunyai tujuan keuangan tertentu maka akan jauh lebih berhemat dibandingkan dengan yang tidak punya. Dengan memiliki tujuan keuangan, maka Sobat Fina akan sadar bahwa tujuan tersebut membutuhkan dana agar bisa tercapai. Misalnya kita ingin membeli mobil. Tentu akan menabung lebih banyak agar bisa membeli mobil tersebut. Apalagi kalau ternyata mobil memang menjadi kebutuhan yang utama saat ini.
Setelah membaca tentang frugal living diatas, maka kita akan sadar bahwa ada banyak hal yang sebenarnya bisa kita kurangi agar hidup kita di masa depan bisa berjalan dengan baik. Tentunya kita tidak ingin jika uang yang kita dapatkan saat ini tidak habis begitu saja.
Menikmati hidup tentunya boleh, tapi tidak lupa akan batasan dan ditambah dengan rasa syukur agar rezeki kita terus bertambah banyak dan berkah.
Apakah dengan berhemat akan membuat kita kaya? Bisa, asalkan dana yang dihemat digunakan untuk hal yang produktif. Misalnya untuk menambah ilmu, berbisnis atau berinvestasi.
Sumber: